Senin, 03 Desember 2012

[2]. 18. Hati yang Lembut dan Pikiran yang Jernih


Sebagaimana pernyataan berikut :

"Barangsiapa mau meninggalkan perbuatan dosa, maka hatinya akan menjadi lembut, dan barangsiapa yang meninggalkan perbuatan yang telah diharamkan (oleh Allah) dan memakan makanan yang halal, maka menjadi jernihlah pikirannya."

Hati yang lembut adalah hati yang dapat menerima nasihat agama dengan mudah dan mau mematuhinya, serta menjalankannya dengan penuh kekhusyukan. Sedangkan pikiran yang jernih adalah pikiran yang selalu dipergunakan untuk memikirkan keagungan ciptaan Allah dan meyakini bahwa Allah itu Maha Kuasa, yang salah satu kekuasaan-Nya adalah membangkitkan kembali orang yang sudah mati.

Keyakinan tersebut dapat diperoleh dengan merenungkan kejadian manusia melalui akal dan pikiran, bahwa Allah telah menciptakan manusia dari setetes air mani yang menyatu di dalam rahim ibunya, lalu berubah menjadi segumpal darah, kemudian menjadi segumpal daging, lalu berubah menjadi tulang, otot, saraf sampai terbentuklah telinga, mata serta anggota badan lainnya. Disamping itu, Allah juga memberikan jalan keluar dari rahim ibunya, serta memberitahukan bagaimana caranya menyusui bayi. Bayi yang baru lahir itu dalam keadaan tidak bergigi, kemudian dengan kehendak-Nya akhirnya tumbuhlah gigi-giginya tersebut dan menanggalkannya ketika dalam usia 7 tahun, kemudian ditumbukan kembali dalam waktu yang lain.

Allah menjadikan manusia mulai dari kecil menjadi dewasa, kemudian menjadi orangtua. Dan dari sehat menjadi sakit. Dan Dia pulalah yang menidurkan seluruh mahluk-Nya pada malam hari dan membangunkannya pada siang hari dan itu terjadi setiap hari. Rambut dan kuku dapat rontok, kemudian tumbuh kembali. Begitu juga dengan silih bergantinya antara siang dan malam sebagai akibat dari peredaran matahari dan bulan. Setiap bulannya, bulan terbenam dan muncul dengan sempurna dan ketika terjadi gerhana sinar matahari menghilang berubah menjadi kegelapan. Dan dari tanah yang basah Allah menumbukan tanaman.

Berdasarkan kenyataan itu semua, maka jelaslah bahwa Allah itu Maha Kuasa atas segala sesuatu, yang dapat menghidupkan segala sesuatu yang telah mati dan hancur di dalam kbuur. Oleh sebab itu, bagi hamba-hamba Allah (yang beriman) wajib memperbanyak tafakur kepada Allah guna mempertebal keyakinan bahwa masih ada lagi kehidupan setelah berada di alam kubur. Disamping itu, harus mengakui akan adanya hari kebangkitan dan perhitungan amal selama hidup di dunia. Walhasil, berdasarkan kadar iman yang dimilikikan, seorang hamba akan berusaha dengan sekuat tenaga untuk senantiasa menjunjung tinggi segala yang diperintahkan Allah swt dan menjauhi segala larangan-Nya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar