Rabu, 02 Januari 2013

[2] 28. Berdoa dan Memohon Ampun


Sebagaimana yang dipanjatkan oleh Abu Bakar Asy Syibli ra. dalam sebuah doanya berikut ini :

"Wahai Tuhanku, sesungguhnya aku suka mengadukan segala kebaikanku bersama kesengsaraan dan kelemahanku, maka bagaimana Engkau tidak suka menganugerahkan kepadaku segala kelemahanku bersama kemahakayaan-Mu untuk tidak menyiksaku."

Kesengsaraan disini diartikan kebutuhan untuk mendapatkan kebaikan dan dengan kelemahannya itu dimaksudkan untuk memperbanyak amal ibadah. Sedang permohonan untuk tidak disiksa, itu karena Allah tidak akan rugi lantaran perbuatan jahat manusia begitu juga tidak akan merasa untung dengan kebaikan manusia itu.

Abu Bakar Daif Ibnu Jahdar Asy Syibli adalah termasuk salah satu tokoh makrifat kepada Allah swt. Beliau dilahirkan di Baghdad dan bermazhab Maliki, dan beliau hidup selama 87 tahun. Semasa mudanya beliau sering bersilaturahim kepada Al Junaidi dan kepada tokoh-tokoh lain yang semasa dengannya. Beliau wafat pada tahun 334 H dan dimakamkan di Baghdad.

Beliau pernah diberi ijazah oleh salah seorang yang mulia untuk senantiasa membaca tiga bait Bahar Wafir setiap selesai shalat Jum'at sebanyak tujuh kali, yaitu sebagai berikut :

"Wahai Tuhanku, aku bukanlah termasuk ahli (surga) Firdaus, 
Namun aku tidak sanggup menahan (siksa) neraka Jahim. 
Maka terimalah taubatku dan ampunilah segala dosa perbuatanku. 
Karena sesungghunya Engkau Yang Maha Pengampun dosa yang besar. 
Perlakukanlah daku dengan perlakuan orang-orang yang mulia, 
Dan tetapkanlah diriku di jalan yang lurus."

Kisah Tentang Keutamaan Asy Syibli

Asy Syibli datang kepada Ibnu Mujahid. Maka Ibnu Mujahid merangkulnya seraya mencium kening diatara kedua matanya. Lalu Asy Syibli bertanya kepada Ibnu Mujahid, "Mengapa engkau lakukan hal itu kepadaku?"
Beliau menjawab, "Karena aku pernah bermimpi bertemu dengan Nabi Muhammad saw, lalu berliau menghampirimu dan mencium kening diantara kedua matamu."
Maka aku bertanya kepada beliau, "Wahai Rasulullah, mengapa baginda melakukan hal itu kepada Asy Syibli?"
Lali beliau menjawab, "Aku melakukan itu semua karena ia selalu membaca ayat Laqod jaa akum ... (128-129 surat At Taubah) pada setiap selesai mengerjakan shalat fardhu.
Kemudian dilanjutkan dengan membaca : "Shollallahu 'alaika ya muhammad". Artinya : semoga shalawat Allah tetap atasmu, wahai muhammad.

Setelah itu Ibnu Mujahid menyatakan, "Setelah aku bertanya kepada Asy Syibli tentang bacaan setelah shalat fardhu, itu ternyata dijawab oleh Asy Syibli sebagaimana yang terdapat dalam mimpinya tersebut di atas."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar